Home > Fakta Unik > Pengertian Cacing dan Informasi Singkat Tentangnya

Pengertian Cacing dan Informasi Singkat Tentangnya

Fakta Unik 25 February 2020
Membersihkan ompol copyright free images

Pernahkah Anda melihat ada hewan unik dengan bentuk tubuh panjang yang terlihat transparan? Ya, cacing! Cacing seringkali kita temui di daerah yang basah serta terdapat banyak tanah dan tanaman.

Cacing adalah hewan yang biasanya memiliki tubuh seperti tabung panjang, tidak punya anggota tubuh bagian luar seperti tangan atau kaki, dan tidak punya mata.

Ukuran cacing bervariasi dari mikroskopis hingga lebih dari 1 meter (3,3 kaki) untuk cacing polychaete laut (cacing bulu), 6.7 meter (22 kaki) untuk cacing tanah raksasa Afrika (Microchaetus rappi), dan 58 meter ( 190 ft) untuk cacing nemertean laut (bootlace worm) dengan nama latin Lineus longissimus.

Berbagai jenis cacing memiliki titel sebagai parasit, yang biasa hidup di dalam tubuh hewan lain. Cacing umumnya tinggal di darat atau di bawah, yang lainnya hidup di lingkungan laut dan air tawar.

Cacing adalah anggota dari beberapa filum invertebrata, termasuk Platyhelminthes (cacing pipih), Annelida (cacing bersegmen), Nemertea (cacing pita), Nematoda (cacing gelang, cacing kremi, dll.), Sipuncula (cacing tanah), Echiura (spoonworms), Acanthocephala (berduri- cacing kepala), Pogonophora (beardworms), dan Chaetognatha (cacing panah).

Cacing juga dapat disebut hama, terutama dalam terminologi medis ketika merujuk pada cacing parasit, terutama Nematoda (cacing gelang) dan Cestoda (cacing pita) yang berada di usus inang mereka.

Ketika seekor binatang atau manusia dikatakan “memiliki cacing”, itu berarti ia dipenuhi dengan cacing parasit, biasanya cacing gelang atau cacing pita. Cacing paru juga merupakan cacing parasit umum yang ditemukan di berbagai spesies hewan seperti ikan dan kucing.

Baca Juga : 15 Fakta Mencengangkan Tentang Cacing

Sejarah Tentang Cacing

Dalam taksonomi, “cacing” mengacu pada pengelompokan Vermes, yang digunakan oleh Carl Linnaeus dan Jean-Baptiste Lamarck untuk semua hewan invertebrata non-arthropoda, yang terlihat paraphyletic. Pada 1758, Linnaeus menciptakan klasifikasi hierarkis pertama dalam Systema Naturae-nya.

Dalam skema aslinya, hewan-hewan dimasukkan ke dalam satu dari tiga kerajaan, dibagi menjadi kelas-kelas Vermes, Insecta, Pisces, Amphibia, Aves, dan Mammalia.

Sejak itu empat yang terakhir semuanya telah dimasukkan ke dalam satu filum tunggal, Chordata, sementara Insecta-nya (yang termasuk krustasea dan arakhnida) dan Vermes telah diganti nama atau dipecah.

Proses dimulai pada 1793 oleh Lamarck, yang menyebut ‘vermes une espèce de chaos’ (semacam kekacauan) dan membagi kelompok tersebut menjadi tiga filum baru, cacing, echinodermata, dan polip (yang berisi karang dan ubur-ubur).

Pada tahun 1809, dalam Philosophie Zoologique-nya, Lamarck telah membuat 9 filum terpisah dari vertebrata (di mana ia masih memiliki 4 filum: mamalia, burung, reptil, dan ikan) dan moluska, yaitu cirripedes, annelida, krustasea, arakhnida, serangga, cacing, radiasi , polip, dan infusorian.

Cacing bersifat universal dalam distribusi, terjadi di habitat laut, air tawar, dan terestrial. Beberapa jenis cacing bersifat parasit, yang lain hidup bebas. Dari perspektif manusia, cacing penting sebagai pengkondisi tanah (mis., Annelid, aschelminths) dan sebagai parasit orang dan hewan peliharaan (mis. Platyhelminths, aschelminths) dan tanaman (mis. Aschelminths).

Secara ekologis, cacing merupakan mata rantai penting dalam rantai makanan di hampir semua ekosistem dunia.

Artikel Terkait