Home > Fakta Unik > Kenalan dengan Kumbang: Pengertian dan Faktanya

Kenalan dengan Kumbang: Pengertian dan Faktanya

Fakta Unik 31 August 2021
Membersihkan ompol copyright free images

Siapa yang kenal dengan serangga yang satu ini? Ya, kumbang namanya! Kumbang biasa kita lihat hinggap di tanaman atau pohon.

Tapi apa kamu mengetahui bahwa kumbang memiliki ordo serangga paling banyak dibanding serangga apapun di muka bumi ini? Atau berbagai fakta mencengangkan tentang kumbang yang mungkin belum pernah kamu ketahui sebelumnya?

Untuk memenuhi rasa penasaran kamu terhadap serangga imut ini, ada baiknya kamu mengenal kumbang secara jelas dalam artikel di bawah ini. Yuk langsung saja.


Pengertian Lengkap Tentang Kumbang

Coleoptera merupakan ordo yang memiliki spesies terbanyak yaitu 25% dari semua bentuk kehidupan hewan yang ada, dan sekitar 400.000 spesiesnya dideskripsikan sebagai kumbang.

Kumbang dapat ditemukan di hampir semua habitat kecuali wilayah laut dan kutub. Mereka berinteraksi dengan ekosistemnya dalam beberapa cara: kumbang sering memakan tanaman dan jamur, menghancurkan serangga dan tanaman, serta memakan invertebrata lainnya.

Beberapa spesies kumbang adalah hama pertanian yang serius, seperti kumbang kentang Colorado, sementara yang lain seperti Coccinellidae (kepik) memakan kutu daun dan serangga pemakan tanaman lainnya yang dapat merusak tanaman.

Kumbang biasanya memiliki kerangka luar yang keras (elytra). Beberapa jenis seperti kumbang kelana memiliki elytra yang sangat pendek dan ada juga kumbang yang mempunyai elytra yang lebih lunak.

Anatomi kumbang secara umum cukup sama dan khas serangga lainnya, meskipun ada beberapa contoh pembaruan bentuk seperti adaptasi kumbang air yang dapat menjebak gelembung udara di bawah elytra untuk digunakan saat menyelam.

Kumbang adalah serangga endopterygotes, yang berarti mereka mengalami metamorfosis lengkap, dengan serangkaian perubahan struktur tubuh yang mencolok dan relatif terorganisir antara menetas dan dewasa.

Beberapa jenis kumbang rusa memiliki dimorfisme seksual (kondisi di mana dua jenis kelamin dari spesies yang sama menunjukkan karakteristik yang berbeda di luar perbedaan organ seksual) yang cukup tinggi.

Pejantan bisa memiliki mandibula (tulang rahang) yang sangat besar yang mereka gunakan untuk melawan pejantan lain.

Banyak kumbang yang aposematic alias memiliki warna-warna cerah dan pola-pola peringatan untuk mengusir predator. Lain halnya dengan kumbang yang tinggal di tempat berpasir, walaupun tidak memiliki warna atau tanda yang cerah, mereka mempunyai cara kamuflase yang efektif.

Kumbang memiliki peran yang cukup menonjol dalam budaya manusia, mulai dari simbol scarab suci (kumbang kotoran alias Scarabaeus sacer yang dikaitkan dengan manifestasi dewa matahari pagi yaitu Khepri di Mesir kuno).

Kumbang juga berpengaruh dalam dunia seni dan bisa digunakan sebagai hewan peliharaan. Kumbang sering menjadi hiburan bagi manusia dengan diadukan bersama serangga lainnya.

Banyak kelompok kumbang berwarna cerah dan menarik yang bisa menjadi objek koleksi dan pajangan dekoratif.

Ada lebih dari 300 spesies kumbang yang digunakan sebagai makanan manusia, sebagian besar dimakan ketika masih berbentuk larva. Spesies yang banyak dikonsumsi antara lain ulat tepung dan larva kumbang badak.

Dampak negatif dari adanya kumbang pada kehidupan manusia adalah mereka bisa menjadi hama pertanian, kehutanan, dan hortikultura.

Beberapa kumbang yang bisa menjadi hama berbahaya antara lain kumbang kapas, kumbang kentang Colorado, kumbang herpine kelapa, dan kumbang pinus gunung.

Namun, sebagian besar kumbang juga tidak menyebabkan kerusakan ekonomi, seperti kumbang wanita dan kumbang kotoran yang malah bisa jadi bermanfaat untuk membantu manusia mengendalikan hama serangga.

Nama Coleoptera, berasal dari bahasa Yunani ‘koleopteros’ (κολεόπτερος), yang dibuat oleh Aristoteles untuk penyebutan kelompok serangga pemilik sayap depan elytra dan ‘sayap terselubung’ yang biasa disebut koleos (terselubung) dan pteron (sayap).

Kumbang dalam bahasa Inggris ‘Beetle’ berasal dari kata Inggris Kuno yaitu ‘bitela’ alias penggigit kecil yang mengarah ke bahasa Inggris Tengah.

Nama Inggris Kuno lainnya untuk kumbang adalah ċeafor, chafer, digunakan dalam nama-nama seperti cockchafer, dari bahasa kebro (Proto-Germanic).

Baca Juga: Semut, Penjelasan Serta Fakta Menarik Tentangnya


Persebaran dan Keanekaragaman pada Kumbang

Sebuah studi pada tahun 2015 memperkirakan rata-rata jumlah kumbang di angka 1,5 juta spesies.

Kumbang dapat ditemukan di hampir semua habitat, termasuk air tawar dan pesisir pantai. Pokoknya mereka akan ada kalau terdapat dedaunan vegetatif di wilayah tersebut.

Bahkan kumbang bisa hidup di tanaman yang sudah mati atau membusuk seperti banyak terjadi pada hutan tropis yang memiliki fauna kumbang relatif besar dan beragam, termasuk jenis Carabidae, Chrysomelidae, dan Scarabaeidae.

Kumbang terpanjang yang pernah ditemukan adalah Hercules beetle Dynastes, dengan panjang keseluruhan maksimum setidaknya 16,7 cm (6,6 in) sudah terhitung berdasarkan tanduk pronotal mereka yang sangat panjang.

Sedangkan kumbang terkecil yang pernah ada adalah kumbang berbulu Scydosella musawasensis yang memiliki panjang hanya sekitar 325 μm saja.


Anatomi dan Fisiologi Kumbang

1. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan kumbang telah beradaptasi untuk diet herbivora. Pencernaan sebagian besar terjadi di midgut anterior, meskipun pada kelompok kumbang predator seperti Carabidae, sebagian besar pencernaan terjadi melalui enzim midgut.

Berbeda lagi dengan kelompok kumbang Elateridae. Larva mereka merupakan pengumpan cair yang mencerna makanan mereka secara ekstra dengan mensekresi enzim.

Kanal pencernaan kumbang pada dasarnya terdiri dari faring pendek, sempit, dan rempela (ampela) yang tidak terlalu sempurna.

Ini diikuti oleh midgut (bagian tengah saluran pencernaan) yang bervariasi tergantung spesies, dengan sejumlah sekum (usus buntu), dan hindgut (kolon asendens) dengan panjang yang juga bervariasi. Biasanya ada empat sampai enam tubulus Malpighian (sistem ekskretoris dan osmoregulasi).

2. Sistem saraf

Sistem saraf pada kumbang mengandung semua yang ditemukan di serangga pada umumnya. Sistem ini bervariasi tergantung spesiesnya masing-masing.

Kumbang memiliki tiga toraks dan tujuh atau delapan ganglia (gugus sel saraf atau sekelompok badan sel saraf yang terletak di sistem saraf otonom dan sistem sensorik) perut yang dapat dibedakan dengan 2 jenis, yaitu ganglia toraks dan ganglia abdominal.

Baca Juga: Apa Sih Lintah Sebenarnya?

3. Sistem pernapasan

Seperti kebanyakan serangga, kumbang menghirup udara. Mereka menghirup oksigen lalu menghembuskan karbon dioksida, melalui sistem trakea.

Udara memasuki tubuh melalui spirakel, dan bersirkulasi di dalam haemocoel dalam sistem trakea dan trakeol, yang dinding udaranya dapat berdifusi.

Salah satu kumbang penyelam, seperti Dytiscidae dapat membawa gelembung udara bersama mereka saat mereka menyelam. Gelembung ini bisa disimpan di bawah elytra atau ditahan oleh rambut hidrofobik khusus. Gelembung ini mencakup setidaknya beberapa spirakel, yang memungkinkan udara masuk ke trakea.

Fungsi gelembung tidak hanya untuk menampung udara tetapi juga bertindak sebagai insang fisik. Udara terperangkap dalam kontak dengan air beroksigen. Sehingga saat di dalam air, kumbang menghabiskan oksigen dalam gelembung, lebih banyak oksigen lebih baik karena dapat berdifusi untuk diisi kembali.

Karbon dioksida lebih cepat larut dalam air daripada oksigen atau nitrogen, sehingga ia juga bisa berdifusi dengan cepat.

Nitrogen adalah gas yang paling berlimpah yang ada di dalam sebuah gelembung, dan paling tidak mudah larut, sehingga ia merupakan komponen gelembung yang relatif statis dan bertindak sebagai media yang stabil agar gas pernapasan menumpuk dan melewatinya.

Dengan naik sesekali ke atas permukaan air sudah cukup bagi kumbang untuk membuat gelembung yang sempurna lagi.

4. Sistem sirkulasi

Seperti serangga lain, kumbang memiliki sistem peredaran darah terbuka, yang dilihat berdasarkan jumlah hemolymph (cairan yang setara dengan darah) yang ada.

Kumbang juga mempunyai jantung berbentuk tabung yang tersegmentasi dan menempel pada dinding punggung hemocoel.

Kumbang memiliki inlet atau ostia pada interval panjangnya, untuk mengedarkan hemolymph dari rongga utama haemocoel dan keluar melalui rongga anterior di kepala.

5. Organ khusus pada kumbang

Kelenjar yang berbeda dikhususkan untuk menyimpan feromon yang berguna sebagai cara menarik pasangan.

Feromon dari spesies Rutelinae dihasilkan dari sel-sel epitel yang melapisi permukaan bagian dalam segmen perut apical.

Feromon berbasis asam amino yang diproduksi dari kelenjar eversibel pada apeks perut.

Spesies lain menghasilkan berbagai jenis feromon. Spesies kumbang Dermestid menghasilkan ester, dan spesies Elateridae menghasilkan aldehida dan asetat yang berasal dari asam lemak.

Untuk menarik pasangan, kunang-kunang (Lampyridae) menggunakan sel-sel tubuh lemak yang dimodifikasi dengan permukaan transparan yang didukung dengan kristal asam urat reflektif untuk menghasilkan cahaya dengan bioluminesensi.

Produksi cahaya dilakukan dengan sangat cepat, dengan oksidasi luciferin yang dikatalisis oleh enzim (luciferases)lalu  bercampur adenosin trifosfat (ATP) dan oksigen, menghasilkan oksiluciferin, karbon dioksida, dan cahaya.

Organ timpani atau organ pendengaran pada kumbang terdiri dari membran (tympanum) yang direntangkan melintasi kerangka yang didukung oleh kantung udara dan neuron sensorik terkait, ditemukan dalam dua spesies.

Beberapa spesies dari genus Cicindela (Carabidae) memiliki organ pendengaran pada permukaan dorsal dari segmen perut pertama mereka di bawah sayap, lain halnya dengan dua suku di Dynastinae (dalam jenis Scarabaeidae) yang memiliki organ pendengaran tepat di bawah perisai pronotal atau selaput leher mereka.

Kedua jenis kumbang ini juga sensitif terhadap frekuensi ultrasonik, mereka bisa mendeteksi keberadaan predator berkat ekolokasi ultrasonik yang mereka miliki.

Baca Juga : Penjelasan Lengkap Seputar Jangkrik

6. Reproduksi dan Perkembangbiakan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kumbang adalah anggota Superorder Endopterygota, dan karenanya sebagian besar dari mereka menjalani metamorfosis lengkap.

Bentuk khas metamorfosis pada kumbang melewati empat tahap utama: telur, larva, pupa, dan imago atau dewasa.

Larva umumnya disebut belatung dan pupa kadang-kadang disebut kepompong. Pada beberapa spesies, pupa dapat terbentuk dalam kepompong yang dibangun oleh larva menjelang akhir masa instar terakhirnya.

Beberapa kumbang, seperti anggota keluarga Meloidae dan Rhipiphoridae, memiliki cara metamorphosis yang agak unik. Mereka menjalani hipermetamorfosis di mana instar pertama berbentuk triungulin (larva yang jadi parasit).

7. Komunikasi antar kumbang

Kumbang memiliki berbagai cara untuk berkomunikasi, termasuk penggunaan feromon. Kumbang pinus memancarkan feromon untuk menarik kumbang lain supaya mampir ke pohon yang sama.

Kumbang jenis ini mampu mengatasi pertahanan kimiawi dari pohon tersebut. Setelah pertahanan pohon habis, kumbang mengeluarkan feromon anti-agregasi, spesies melakukan penyerangan sebagai cara mereka berkomunikasi.

Beberapa spesies kumbang yang lain menggunakan suara untuk mempertahankan diri ketika diserang.

8. Migrasi kumbang

Banyak spesies kumbang melakukan pergerakan massal tahunan yang disebut migrasi. Beberapa diantaranya seperti kumbang serbuk sari (Meligethes aeneus) dan spesies Coccinellids juga melakukan migrasi.

Gerakan massa ini mungkin juga oportunistik, alias dilakukan untuk mencari makanan ketimbang perilaku musiman. Sebuah studi tahun 2008 tentang wabah besar Mountain Pine Beetle (Dendroctonus ponderosae) di British Columbia menemukan bahwa kumbang mampu terbang 30–110 km per hari dalam kepadatan hingga 18, 600 kumbang per hektar


Cara Kumbang Bertahan Hidup pada Kondisi Lingkungan yang Ekstrim

Sekitar 90% spesies kumbang memasuki periode diapause dewasa alias fase tenang dengan mengurangi metabolisme untuk mengatasi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.

Masa Diapause dewasa pada kumbang adalah bentuk diapause paling umum di Coleoptera.

Untuk bertahan dalam periode tanpa makanan (seringkali berlangsung berbulan-bulan), kumbang dewasa mempersiapkan diri dengan mengumpulkan cadangan lemak, glikogen, protein, dan zat-zat lain yang diperlukan untuk ketahanan tubuh mereka terhadap perubahan kondisi lingkungan yang berbahaya di masa yang akan datang.

Sebuah studi hibernasi pada kumbang Arktik (Pterostichus brevicorni) menunjukkan bahwa kadar lemak tubuh kumbang dewasa ada pada tingkat tertinggi di musim gugur dengan saluran pencernaan diisi dengan makanan, tetapi kosong pada akhir Januari. Kehilangan lemak tubuh ini merupakan proses bertahap dan biasanya terjadi dalam kombinasi dehidrasi.

Semua serangga bersifat poikilotermik (berdarah dingin atau suhu tubuhnya sama dengan suhu lingkungan sekitar), sehingga kemampuan beberapa kumbang untuk hidup di lingkungan yang ekstrem tergantung pada ketahanannya terhadap suhu tinggi atau rendah yang tidak biasa.

Kumbang kulit pohon (Pityogenes chalcographus) dapat bertahan hidup dalam kondisi hingga −39 ° C, sementara kumbang Alaska (Cucujus clavipes puniceus) mampu menahan hingga suhu −58 ° C sedangkan larvanya dapat bertahan di −100 ° C.

Pada suhu rendah ini, pembentukan kristal es dalam cairan internal adalah ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup kumbang, tetapi ini dapat dicegah melalui produksi protein antibeku yang menghentikan terbentuknya molekul air.

Baca Juga : Apa Itu Lalat Sesungguhnya?

Cucujus clavipes dapat bertahan dari suhu rendah berkat dehidrasi yang disengaja dalam hubungannya untuk pembentukan protein antibeku. Ini mengkonsentrasikan beberapa lipatan antibeku pada tubuh kumbang.

Berbeda dengan Hemolymph dari kumbang mealworm (Tenebrio molitor) yang memang sudah mengandung beberapa protein antibeku.

Beberapa kumbang memiliki cryoprotectants berupa xylomannan yaitu sebuah molekul yang terdiri dari gula yang terikat dengan asam lemak, dan gula-alkohol, threitol.

Sebaliknya, kumbang yang tinggal di daerah gurun menyesuaikan diri untuk mentolerir suhu tinggi. Sebagai contoh, kumbang Tenebrionid Onymacris rugatipennis yang dapat bertahan hidup dengan suhu 50° C.

Contoh lainnya adalah kumbang tiger (Habroscelimorpha dorsalis) yang biasanya hidup di daerah berpasir dan panas. Ia memiliki warna agak keputihan untuk memantulkan lebih banyak panas daripada warna yang lebih gelap.

Kumbang ini juga menunjukkan adaptasi perilaku untuk mentolerir panas. Mereka mampu berdiri tegak di suatu tempat untuk menjauhkan tubuh mereka dari tanah yang panas, mencari naungan, dan berbalik menghadap matahari sehingga hanya bagian depan kepala mereka saja yang terkena cahaya panas.

Ada lagi kumbang kabut Gurun Namibia (Stenocara gracilipes) yang mampu mengumpulkan air dari kabut, karena elytra-nya memiliki permukaan bertekstur yang menggabungkan benjolan hidrofilik (suka air) dan tabung hidrofobik yang anti air.

Kumbang ini menghadapi angin pagi dengan mengangkat perutnya. Tetesan air dapat mengembun di elytra dan bergerak di sepanjang punggung menuju mulut mereka.

Adaptasi serupa ditemukan di beberapa kumbang gurun Namibia lainnya seperti Onymacris unguicularis.

Berbeda dengan beberapa kumbang darat yang memiliki adaptasi fisiologis untuk bertahan dari banjir.

Kalau terjadi banjir, kumbang dewasa mungkin cukup gesit untuk menjauh dari banjir, tetapi tidak dengan larva dan pupa mereka.

Kumbang dewasa dalam spesies Cicindela togata tidak dapat bertahan hidup dalam kondisi banjir, tetapi larva mereka mampu bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama, hingga 6 hari dengan kondisi anoxia (tidak ada oksigen) selama banjir berlangsung.

Toleransi pada kondisi anoxia yang terjadi pada larva kumbang mungkin dilakukan dengan mengalihkan jalur metabolisme anaerob atau dengan mengurangi laju metabolisme.

Toleransi anoxia pada kumbang Carabid dewasa (Pelophilia borealis) telah diuji di laboratorium dan ditemukan bahwa mereka dapat bertahan hidup terus menerus hingga 127 hari dalam atmosfer 99,9% nitrogen dan suhu 0 ° C.

Nah, itu dia informasi lengkap mengenai cara hidup, reproduksi dan fakta unik tentang kumbang. Sekarang, kamu jadi lebih banyak tahu tentang kumbang deh. Oh ya, jangan lupa untuk bagikan artikel ini ke sosial media yang kamu miliki ya, supaya bisa saling berbagi ilmu.

Artikel Terkait