Home > Info Rumah > Perbedaan Toilet Duduk dan Toilet Jongkok. Mana yang Lebih Bagus?

Perbedaan Toilet Duduk dan Toilet Jongkok. Mana yang Lebih Bagus?

Info Rumah 26 September 2019
Membersihkan ompol copyright free images

Toilet duduk dan toilet jongkok tentunya memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri ketika digunakan. Pada umumnya di daerah perkotaan masyarakat lebih menggunakan toilet duduk ketimbang toilet jongkok karena keefektifannya. Apa perbedaan toilet duduk dan toilet jongkok.

Walaupun begitu, sebagian masyarakat dipedesaan lebih menyukai toilet jongkok yang mudah digunakan. Tak ayal kedua fungsi serta kerugian dari kedua toilet ini sering menjadi perdebatan.

Kali ini kami akan membahas perbedaan dari toilet duduk dengan toilet jongkok serta kegunaan juga kerugian yang ditimbulkan dari masing-masing toilet ini, supaya Anda bisa menentukan dengan pasti toilet jenis apa yang cocok digunakan dirumah Anda nanti.

Sebelum membahas tentang perbedaan dari kedua toilet tersebut ada baiknya Anda mengetahui sejarah awal bagaimana toilet diciptakan. Yuk langsung disimak saja!


Sejarah Terciptanya Toilet

Toilet paling awal dibuat pada zaman Mesir Kuno. Orang-orang Mesir yang kaya menggunakan toilet dengan kursi yang terbuat dari batu kapur, berbeda dengan orang kurang mampu yang biasanya duduk di bangku kayu yang memiliki lubang di dalamnya serta diisi pasir yang diletakkan dibagian bawahnya.

Mereka biasa mengosongkannya apabila isinya sudah penuh. Karena iklim Mesir yang serba panas dan kurangnya air, sistem pembuangan dengan metode ini tidak pernah dikembangkan lagi.

Baca juga: Sejarah dan Fakta Menarik Tentang Tisu!

Berbeda dengan peradaban kuno lainnya yang berhasil mengembangkan sistem pembuangan limbah yang relatif maju. Peradaban Lembah Indus (2.600-1.900 SM) dan peradaban Minoan (2.000 hingga 1.600 SM) membangun jaringan sistem drainase dan teknologi menyiram toilet dengan air.

Orang kaya akan menggunakan kursi atau dudukan, sementara kaum bawah yang tidak mampu membeli barang mewah seperti itu akan jongkok di atas lubang saja.

Lain halnya yang dialami oleh bangsa Romawi. Orang-orang Romawi membangun kamar mandi dan toilet umum dengan batu. Kamar mandi dan WC ini dibangun tanpa sekat, yang artinya orang-orang bisa melihat satu-sama lainnya bertelanjang atau buang air. Karena tidak ada privasi, kamar mandi berubah menjadi tempat pertemuan untuk berita dan gosip.

Setelah menggunakan toilet, orang-orang ini akan saling meminjam spons yang biasa digunakan untuk menyeka bagian punggung mereka. Mereka berpikir bahwa ini adalah tempat berekspresi terbaik.

Hal ini tak berlaku pada Orang Romawi yang super kaya. Mereka biasanya memiliki kamar mandi pribadi dengan sistem drainase yang jauh lebih layak.

Semakin lama, orang-orang Romawi kaum bawah semakin risih dengan tampilan kamar mandi dan WC yang serba terbuka. Akhirnya sistem toilet jenis ini tidak digunakan lagi.


Sejarah Singkat Toilet Duduk

Ternyata, toilet seperti kursi yang sekarang ada di hampir seluruh dunia ini sebenarnya adalah simbol orang kaya dan penguasa sebelum pertengahan abad ke-19. Toilet diibaratkan seperti ‘tahta’ dan hanya bisa digunakan oleh bangsawan. Orang yang kurang mampu biasanya hanya akan buang air besar ditempat yang jelek.

Namun, kedatangan sistem drainase yang bisa digunakan di dalam rumah pada tahun 1800-an, menjadikan toilet barang yang dapat tersedia bagi semua lapisan masyarakat dan memberi mereka martabat yang sama yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya.

Walaupun sudah bisa dimiliki semua orang, beberapa kalangan masih tidak mempunyai toilet sendiri sampai akhir abad ke-19. WC umum pertama (dengan pembilasan) dibuka di London pada tahun 1852 dan tisu toilet ditemukan 5 tahun kemudian pada tahun 1857.

Tisu toilet pertama dijual dalam bentuk lembaran yang kemudian berubah menjadi gulungan pada tahun 1890. Tisu  toilet awalnya bertekstur agak keras dan kebanyakan orang masih menggunakan koran ketimbang tisu toilet yang masih terhitung mahal sampai pertengahan abad ke-20.

Baca Juga : Kenalan dengan Drainase: Pengertian dan Fungsinya

Secara keseluruhan, toilet yang berasal dari akhir abad ke-19 tidak terlihat terlalu berbeda dari yang Anda temukan di kamar mandi umum saat ini. Meskipun ada kemajuan di dunia toilet, banyak orang yang tinggal di daerah pedesaan masih menggunakan jamban dan kakus sampai akhir 1960-an.

Sementara banyak negara-negara di Asia yang masih menjadi ‘rumah’ bagi toilet jongkok. Jepang memiliki beragam jenis toilet yang menunjukkan berbagai fitur membingungkan. Mulai dari kursi toilet yang bisa jadi hangat hingga bisa mengusap bagian belakang tubuh Anda. Jadi, sebenarnya tidak mengherankan jika perusahaan Jepang menguasai 90% pangsa pasar toilet berteknologi tinggi dalam skala global.


Toilet Duduk dan Jongkok

Sebelum kita masuk ke data, mari kita tinjau mekanisme setiap orang ketika sedang ingin ‘poop’. Setiap manusia dapat menahan buang air besar mereka, sampai batas tertentu dengan cara menahan sfingter yang ada di anus. Tapi otot itu tidak bisa mempertahankan kontinasinya sendiri. Tubuh manusia juga bergantung pada tikungan antara rektum di mana tempat tinja terbentuk dan anus tempat kotoran keluar.

Ketika kita berdiri, tingkat lengkungan ini yang biasa disebut sudut anorektal yaitu sekitar 90 derajat yang menempatkan tekanan ke atas pada rektum dan menyimpan kotoran di dalamnya, akan menjadi lurus ketika posisi kita berjongkok. Hal ini menyebabkan buang air besar menjadi lebih mudah.

Beberapa ilmuan berpendapat bahwa toilet duduk menghasilkan sudut anorektal yang tidak sesuai untuk buang air besar. Menurut mereka, dengan berjongkok, manusia dapat mencapai “evakuasi lengkap” usus besar, membersihkan usus  dari racun penyebab penyakit.

Baca Juga : 8 Cara Mudah Memperbaiki Wastafel Mampet!

Jika buang air besar dengan posisi jongkok memang memberikan manfaat kesehatan, seperti yang dikatakan Michael Freilich dalam Time, maksudnya mungkin memang berguna untuk pencegahan wasir.

Wasir dapat disebabkan oleh kehamilan, obesitas, dan menerima seks anal. Tetapi penyebab utamanya adalah mengejan (straining) saat buang air besar. Straining meningkatkan tekanan di perut Anda, menyebabkan pembuluh darah yang melapisi anus Anda membengkak.

Pada pasien ambeien, vena-vena tersebut tetap membengkak dan kadang-kadang berdarah. Secara teori, jongkok mungkin mencegah wasir dengan membuat buang air besar lebih mudah, mengurangi kebutuhan untuk mengenjan dan mengurangi tekanan pada perut.

Manfaat lainnya dari menggunakan toilet jongkok adalah dapat membuat eliminasi lebih cepat, lebih mudah, dan lebih lengkap. Ini membantu mencegah ‘stagnasi tinja’ yang juga biasa disebut ‘penimbunan tinja’. Faktor utama dalam kanker usus besar, radang usus buntu dan penyakit radang usus.

Baca Juga : Cara Paling Ampuh Mengatasi Toilet yang Tersumbat

Keunggulan Toilet Jongkok

Dengan berjongkok, Anda dapat melindungi saraf yang mengontrol prostat, kandung kemih dan rahim menjadi lebih baik. Berbeda dengan posisi toilet duduk konvensional, katup ini tidak terlalu digunakan dan sering bocor selama buang air besar dan dapat merusak usus kecil.

Tak hanya itu saja, berjongkok juga memaksa Anda untuk menggunakan tekanan pada paha yang bisa mendukung kinerja usus besar dan mencegah mengejan. Masalah buang air besar kronis yang bisa Anda dapatkan dari penggunaan toilet duduk dan sering mengejan adalah hernia, diverticulosis dan prolaps organ panggul.

Jadi, kira-kira toilet jenis apakah yang akan Anda pilih? Sudah tahu perbedaan toilet duduk atau toilet jongkok.  Jangan lupa untuk membersihkan rumah Anda dengan layanan General Cleaning atau Deep Cleaning khusus toilet.

Caranya, Anda bisa pesan layanan jasa pembersihan di aplikasi KliknClean. Instal aplikasi KliknClean yang sekarang tersedia di App Store dan Google Play Store.

Artikel Terkait